Kamis, 23 Juni 2011

makalah diare


1.    Pengertian
Diare adalah sindrome penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja melambat sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar dari biasanya 3 kali atau lebih dalam sehari.
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam tinja).
 Diare adalah keadaan frekwensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak. Konsistensi proses encer dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja.
Penyakit diare merupakan penyebab no 2 angka kesakitan dan angka kematian pada anak-anak, khususnya dikalangan usia anak dibawah 5 tahun.
2.    Penyebab
a.       Faktor akibat Lingkungan
Penyakit diare merupakan salah  satu  penyakit yang  berbasis lingkungan. Dua faktor yang dominan, yaitu: sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku manusia. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula, yaitu melalui makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan kejadian penyakit diare
b.      Faktor akibat  Makanan/minuman yang dikonsumsi
Kontak antara sumber dan host dapat terjadi melalui air, terutama air minum yang tidak dimasak dapat juga terjadi sewaktu mandi dan berkumur. Kontak kuman pada kotoran dapat langsung ditularkan pada orang lain apabila melekat pada tangan dan kemudian dimasukkan ke mulut dipakai untuk memegang makanan. Kontaminasi alat-alat makan dan dapur.

Bakteri yang terdapat pada saluran pencernaan:
Bakteri : Etamuba coli, salmonella, sigella.
ü Virus : Enterovirus, rota virus.
ü Parasit : Cacing (Ascaris, Trichuris) Jamur (Candida albikan)
c.       Faktor  akibat susu yang tidak cocok (pada bayi)
Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pada pertama kehidupan. Pada bayi yang tidak diberi ASI resiko untuk menderita diarelebih besar dari pada bayi yang diberi ASI penuh dan kemungkinan menderita dehidrasi berat juga lebih besar. Menggunakan botol susu, penggunaan botol ini memudahkan pencemaran oleh kuman sehingga menyebabkan diare. Dalam ASI mangandung antibodi yang dapat melindungi kita terhadap berbagai kuman penyebab diare seperti Sigella dan V. Cholerae.
d.      Faktor akibat obat
Yaitu digoksin, kinidin, ,garam- Mg dan litium, sorbitol, betablockers, perintang-ACE, reserpin, sitostatika, dan antibiotika berspektrum, luas (ampisilin, amoksisilin, sefalosporin, klindamisin, tetrasiklin ).Semua obat ini dapat menimbulkan  “ baik“  tanpa kejang perut dan perdarahan. Adakalanya juga akibat penyalahgunaan  laksansia dan penyinaran  dengan sinar X(radioterapi).
3.    Gejala Diare
Gejala diare adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai:
Ø  Badan lesu atau lemas.
Ø  Mual pada perut.
Ø  Tidak nafsu makan.
Ø  Biasanya di sertai keringat dingin.
Ø  Menurunnya berat badan
Ø  Keadaan gelisah
Rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan.
Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejal-gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi.
Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi ringan hanya menyebabkan bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan). Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok.
                        Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari dinding usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat singkat sehingga air tidak sempat diserap oleh usus besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada diare.
Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga elektrolit. Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi inilah yang mengancam jiwa penderita diare.
4.    Proses terjadinya Diare
            Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari dinding usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat singkat sehingga air tidak sempat diserap oleh usus besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada diare.
Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga elektrolit. Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi inilah yang mengancam jiwa penderita diare.
5.    Pencegahan  terhadap diare
Pencegahan Diare dapat dilakaukan dengan memperhatikan kebersihan lingkungan, khususnya cuci tangan dengan bersih sebelum makan atau mengolah makanan. Sayur atau daging hendaknya di masak sampai matang dan hidangan perlu di simpan dan di tutup karena makanan yang kita makan hendaknya bersih dan terhindar dari bakteri
6.    Beberapa pengobatan menurut penyakitnya
v  Diare yang mendadak yang ringan,tanpa atau dengan sedikit demam,biasanya dilakukan oleh infeksi virus,gangguan lambung,atau salah makan (makanan yang sudah rusak atau basi).Untuk pengobatan,biasanya tidak diperlukan obat khusus,namun diinginkan untuk minum.setelah beberapa hari,yaitu setelah virusnya,penyakit tersebut akan sembuh dengan sendirinya
v  Diare dengan lendir dan darah,sering bersifat atau menahun atau kronis,mencret dapat hilang dan timbul silih berganti,sering kali kotoran lembek dengan banyak lendir dan bercsk-bercak darah,biasanya tidak disertai panas dan demam.Gejala diare yang demikian itu,biasanya disebabkan oleh amuba,sehingga sering disebut disenty amuba.Untuk pengobatannya diperlukan antibiotik.
v  Diare mendadak dengan lendir dan darah,dosertai panas demam,sering timbul rasa mulas atau nyeri di perut.Diare yang ditandai dengan gejala-gejala tersebut,biasanya disebabkan oleh bakteri sigella,sehingga biasanya dengan penyakit disentry basiler.Untuk pengobatan biasanya dilakukan dengan sulfonamida atau kotrimoksazol atau antibiotik spektrum lebar lainnya, misalnya,: ampisillin dan tetrasiklin.
v  Diare dengan kotoran yang menyerupai air cucian beras,sering disertai dengan muntah-muntah dan kejang.Diare yang ditandai dengan gejala-gejala tersebut biasanya disebabkan oleh bakteri vibrio cholerae,sehingga disebut penyakit kolera.Untuk pengobatannya dilakukan tetrasiklin,atau obat lain dengan golongan kotirmoksazol dan kloramfenikol.Bahaya dehidrasi pada kolera sangat besar,oleh karena itu,penderita harus banyak minum teh,susu,ataupun oralit.Bahkan jika keadaan cukup parah,harus diberikan infus berupa larutan garam dan dextrose.
7.    Penggolongan Obat  Diare
A.    Kemoterapeutika untuk terapi kausal yaitu memberantas bakteri penyebab diare seperti antibiotika, sulfonamide, kinolon dan furazolidon.
ü  Racecordil
Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, dan yang tak kalah penting, tidak menyebabkan ketergantungan. Racecordil yang pertama kali dipasarkan di Perancis pada 1993 memenuhi semua syarat ideal tersebut.
ü  Loperamide
Loperamide merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara memperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus. Obat diare ini berikatan dengan reseptor opioid sehingga diduga efek konstipasinya diakibatkan oleh ikatan loperamid dengan reseptor tersebut. Efek samping yang sering dijumpai adalah kolik abdomen (luka di bagian perut), sedangkan toleransi terhadap efek konstipasi jarang sekali terjadi.
ü  Nifuroxazide
Nifuroxazide adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal terhadap Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus, Staphylococcus dan Pseudomonas aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada saluran pencernaan.
Obat diare ini diindikasikan untuk dire akut, diare yang disebabkan oleh E. coli & Staphylococcus, kolopatis spesifik dan non spesifik, baik digunakan untuk anak-anak maupun dewasa.
ü  Dioctahedral smectite
Dioctahedral smectite (DS), suatu aluminosilikat nonsistemik berstruktur filitik, secara in vitro telah terbukti dapat melindungi barrier mukosa usus dan menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus. Smectite mengubah sifat fisik mukus lambung dan melawan mukolisis yang diakibatkan oleh bakteri. Zat ini juga dapat memulihkan integritas mukosa usus seperti yang terlihat dari normalisasi rasio laktulose-manitol urin pada anak dengan diare akut.
B.     Obstipansia untuk terapi simtomatis (menghilangkan gejala) yang dapat menghentikan diare dengan beberapa cara:
ü  Zat penekan peristaltik, sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk resorpsi air dan elektrolit oleh mukosa usus seperti derivat petidin (difenoksilatdan loperamida), antokolinergik (atropine, ekstrak belladonna).
ü  Adstringensia yang menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam samak (tannin) dan tannalbumin, garam-garam bismuth dan alumunium.
a.       Adsorbensia, misalnya karbo adsorben yanga pada permukaannya dapat menyerap (adsorpsi) zat-zat beracun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau yang adakalanya berasal dari makanan (udang, ikan). Termasuk di sini adalah juga musilago zat-zat lendir ya\ng menutupi selaput lendir usus dan luka-lukanya dengan suatu lapisan pelindung seperti kaolin, pektin (suatu karbohidrat yang terdapat antara lain sdalam buah apel) dan garam-garam bismuth serta alumunium.
C.     Spasmolitik, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang seringkali mengakibatkan nyeri perut pada diare antara lain papaverin dan oksifenonium.

D.    Pengobatan Diare
Prinsip pengobatan diare adalah mencegah dehidrasi dengan pemberian oralit (rehidrasi) dan pemberian obat-obatan golongan antibiotik, Sulfonamid.

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar